TIGA MALAM BERSAMA CALON PENGUNI SYURGA
Bismillahirrahmanirrahim….
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh……
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah saja tiada sekutu
bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya
Allah, limpahkanlah doa, keselamatan dan berkah atas Muhammad hamba-Mu dan
Rasul-Mu, seorang Nabi yang ummi, juga kepada keluarganya dan sahabat semuanya.
Allah
SWT berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 120 :
Artinya : Jika
Kamu Memperoleh Keni’matan, Niscaya Mereka Bersedih Hati Dan Jika Kamu Mendapat
Bencana, Niscaya Mereka Bergembira Karenanya.” (Ali-Imran : 120)
Diriwayatkan
oleh Ahmad dan An-Nasa’i, Anas bin Malik menceritakan sebuah kejadian yang
dialaminya pada sebuah majelis bersama Rasulullah SAW. Anas bercerita, “Pada suatu hari kami duduk bersama Rasulullah SAW, kemudian beliau
bersabda, “Sebentar lagi akan muncul dihadapan kalian seorang laki-laki
penghuni surga”. Tiba-tiba muncullah laki-laki Anshar yang janggutnya basah
dengan air wudhlunya. Dia mengikat kedua sandalnya pada tangan sebelah kiri.”
Esok harinya, Rasulullah SAW berkata
begitu juga, “Akan datang seorang
laki-laki penghuni surga.” Dan muncullah laki-laki yang sama. Begitulah
Nabi mengulang sampai tiga kali. Ketika majelis Nabi selesai, Abdullah bin Amr
bin Al-Ash R.A. mencoba mengikuti laki-laki yg disebut Nabi penghuni surga
tersebut. Kemudian dia berkata kepadanya bahwa dia mempunyai masalah dengan
ayahnya dan berjanji kepada ayahnya selama tiga hari tidak menemuinya. Dan
minta tolong kepada laki-laki Anshar tadi untuk memberikan kepadanya pondokan
selama tiga hari. Abdullah mengikuti orang tersebut ke rumahnya dan tidurlah
dia di rumahnya selama tiga malam.
Selama tiga hari tersebut Abdullah ingin
menyaksikan Ibadah apakah gerangan yang dilakukan orang Anshar tersebut
sehingga disebut Rasulullah sebagai penghuni Surga. Tetapi selama itu dia tidak
menyaksikan sesuatu yg istimewa dalam ibadah orang itu. Setelah lewat 3 malam Abdullah
tidak melihat keistimewaan amalan dari orang tersebut, sehingga hampir-hampir
ia meremehkan amalan dari orang Anshar tersebut.
Lalu Abdullah berkata kepada orang
Anshar tersebut..,
“Hai
hamba Allah, sebenarnya aku tidak bertengkar dengan ayahku dan tidak pula
menjauhinya. Tetapi aku mendengar Rasulullah SAW bersabda tentang dirimu sampai
tiga kali, bahwa engkau adalah penghuni surga. Aku ingin memperhatikan amalanmu
supaya aku dapat menirunya. Mudah-mudahan dengan amal yg sama aku dapat
mencapai kedudukanmu”.
Lalu orang itu berkata….,
“Yang akau amalkan tidak lebih dari
yang engkau saksikan”.
Ketika aku mau berpaling, kata
Abdullah, dia memanggil lagi dan berkata,”
“Demi
Allah, amalku tidak lebih daripada yang engkau saksikan. Hanya saja aku tidak
pernah menyimpan pada diriku niat yang buruk terhadap kaum Muslim, dan aku
tidak pernah menyimpan rasa dengki kepada mereka atas kebaikan yang diberikan
Allah kepada mereka.”
Lalu Abdullah berkata…
“Beginilah
bersihnya hatimu dari perasaan jelek terhadap kaum Muslimin, dan bersihnya
hatimu dari perasaan Dengki. Inilah tampaknya yang menyebabkan engkau sampai ke
tempat terpuji itu. Inilah justru yang tidak bisa kami lakukan.”
Memberikan hati yang bersih dan tidak
menyimpan dengki terhadap sesama muslim kelihatannya sederhana tetapi justru
amal itu yang seringkali sulit kita amalkan. Mungkin kita mampu berdiri, sujud
dan ruku dimalam hari namun sering sangat sulit kita menghilangkan kedengkian
terhadap sesama Muslim.
Mudah-mudahan di Bulan Ramadhan ini, Allah
SWT memberikan Rahmatnya sehingga kita semua dijauhkan dari sifat dengki dan
dibersihkan hati kita untuk menyambut kemenangan yang Fitri. Wallahu a’lam bisshawab….
Wassalaamu' alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
No comments:
Post a Comment