PENANTIAN HUJAN SI ANAK KATAK
Bismillahirrahmanirrahim….
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh……
Segala puji bagi Allah yang telah
memuliakan kita dengan iman, dan memberi petunjuk pada kita menuju keagungan
Syariat-Nya, memberikah kebahagiaan kepada kita dengan mengikuti Rasul-Nya yang
termulia. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, sendirian tanpa
sekutu bagi-Nya, baik dalam Rububiyah-Nya, Uluhiyah-Nya, maupun nama dan
sifat-Nya, begitu pula kepada keluarganya, dan para sahabat seluruhnya.
Tersebutlah suatu kisah tentang penantian
hujan dari seekor anak katak, yang mana dalam penantian hujan tersebut ada
kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak katak ketika langit tiba-tiba
gelap. “Bu, apa kita akan binasa. Kenapa
langit tiba-tiba gelap?” ucap anak katak sambil merangkul erat lengan
induknya. Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut. “Anakku,” ucap sang induk kemudian. “Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru,
itu tanda baik.” jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak
itu pun mulai tenang.
Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama.
Tiba-tiba angin bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai
berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu
pemandangan menakutkan buat si katak kecil. “Ibu,
itu apa lagi? Apa itu yang kita tunggu-tunggu?” tanya si anak katak sambil
bersembunyi di balik tubuh induknya. “Anakku.
Itu cuma angin,” ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. “Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu
pasti datang!” tambahnya begitu menenangkan. Dan anak katak itu pun mulai
tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.
Tidak lama kemudian…..“Blarrr!!!” suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putih pun
kian menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak lagi
bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh
induknya. Tapi juga gemetar. “Buuu, aku
sangat takut. Takut sekali!” ucapnya sambil terus memejamkan mata. “Sabar, anakku!” ucapnya sambil terus
membelai. “Itu cuma petir. Itu tanda
ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah. Pandangi
tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama
lagi datang,” ungkap sang induk katak begitu tenang.
Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh
induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang
meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia
berteriak kencang, “Ibu, hujan datang.
Hujan datang! Sambil melompat-lompat kegirangan karena hujan yang ditunggu
akhirnya datang.
Anugerah hidup kadang tampil melalui rute
yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu.
Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian
harum. Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan.
Persis seperti anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang
bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya
tanda-tanda hujan. Benar apa yang diucapkan induk katak: jangan takut
melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang
ditunggu, insya Allah, akan datang. Bersama kesukaran ada kemudahan. Sekali
lagi, bersama kesukaran ada kemudahan….Insyaallah…
Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh…
No comments:
Post a Comment