Monday, 12 December 2016

KULTUM : CERITA SI TUKANG KAYU



CERITA SI TUKANG KAYU


Bismillahirrahmanirrahim….
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh……

Dikisahkan tentang seorang tukang kayu yang sudah lanjut usia yang ingin berhenti bekerja. Ia berharap bisa menikmati masa tua. Tukang kayu ini merupakan kesayangan tuannya karena ia adalah Tukang Kayu terbaik pada masa itu. Ia sangat ahli dalam membuat rumah dari kayu. Tukang kayu ini kemudian mengemukakan keinginannya untuk pensiun. Tuannya menyetujui, tetapi dengan satu syarat. Dia meminta tolong kepada tukang kayu agar membuatkan satu rumah lagi sebelum berhenti bekerja.

“Hai Tukang kayu, sebelum berhenti, tolong buatkan saya sebuah rumah. Anggap saja ini rumah terakhir yang kamu bangun “. demikian ucap tuannya tersebut.

Si tukang kayu menyanggupi permintaan itu. Kemudian ia mulai mengerjakan pembuatan rumah. Selama proses membangun, ia tidak bekerja sepenuh hati.  Hatinya sudah dipenuhi oleh keinginan dan angan-angan untuk pensiun . Pekerjaan menyerut, mengepas, bahkan proses finishing dikerjakan dengan asal-asalan, tidak teliti. Yang penting rumah ini jadi, pikirnya. Ia juga tidak begitu peduli dengan kualitas kayu-kayu yang digunakan.

Akhirnya, setelah tiga bulan bekerja, rumah pesanan sang Tuan selesai. Dan tentu saja rumah tersebut jauh dari indah seperti yang biasa ia buat. Si tukang kayu lalu menghadap tuannya dan mengatakan bahwa permintaan terakhir sang Tuan telah terpenuhi. Seketika, Tukang kayu sangat kaget mendengar ucapan  tuannya,

“Selama ini Bapak telah membuatkan banyak rumah indah untuk saya, dan sekarang….saya ingin memberikan rumah terakhir yang baru saja dibangun sebagai ucapan terima kasih saya untuk Bapak” demikian ujar sang Tuan yang baik hati.

Mendengar perkatanaan dari Tuan nya, si Tukang kayu tersebut sangat menyesal sekali. Mengapa ia tidak bersungguh-sungguh ketika membuat rumah terakhirnya? Mengapa ia tidak memilih material paling baik, mengerjakan sepenuh hati, dan mendesain dengan indah seperti  yang biasa  ia lakukan? Sesal si tukang kayu di dalam hatinya…Tapi nasi telah menjadi uduk bubur. Rumah itu telah selesai dibangun, dan ia akan menempati rumah terakhirnya untuk menikmati masa pensiun. Mungkin ditemani rasa penyesalan seumur hidup.

Demikian kisah hikmah tentang situkang kayu dan majikannya….Semoga kisah ini memberikan pelajaran kepada kita untuk Ikhlas dalam bekerja dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang diberikan agar hasil pekerjaan menjadi maksimla. Tidak peduli kapan kita akan berhenti. Apapun tugas yang diberikan oleh atasan, dosen, guru, orangtua, atau bahkan perintah dari Allah SWT, harus sungguh-sungguh kita kerjakan, karena hasil dari tugas atau pekerjaan tersebut, pada hakikatnya akan kembali untuk diri kita sendiri.


Semoga Allah SWT menggolongkan kita menjadi orang-orang yang betul-betul dimuliakan oleh Allah SWT, bukan Cuma didunia tapi nanti juga di akhirat.

 

Wassalaamu' alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.



No comments:

Post a Comment