CERITA SI TUKANG KAYU
Bismillahirrahmanirrahim….
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh……
Dikisahkan tentang seorang tukang kayu yang
sudah lanjut usia yang ingin berhenti bekerja. Ia berharap bisa menikmati masa
tua. Tukang kayu ini merupakan kesayangan tuannya karena ia adalah Tukang Kayu
terbaik pada masa itu. Ia sangat ahli dalam membuat rumah dari kayu. Tukang
kayu ini kemudian mengemukakan keinginannya untuk pensiun. Tuannya menyetujui,
tetapi dengan satu syarat. Dia meminta tolong kepada tukang kayu agar
membuatkan satu rumah lagi sebelum berhenti bekerja.
“Hai
Tukang kayu, sebelum berhenti, tolong buatkan saya sebuah rumah. Anggap saja
ini rumah terakhir yang kamu bangun “. demikian ucap tuannya tersebut.
Si tukang kayu menyanggupi permintaan itu.
Kemudian ia mulai mengerjakan pembuatan rumah. Selama proses membangun, ia
tidak bekerja sepenuh hati. Hatinya
sudah dipenuhi oleh keinginan dan angan-angan untuk pensiun . Pekerjaan
menyerut, mengepas, bahkan proses finishing dikerjakan dengan asal-asalan,
tidak teliti. Yang penting rumah ini jadi, pikirnya. Ia juga tidak begitu
peduli dengan kualitas kayu-kayu yang digunakan.
Akhirnya, setelah tiga bulan bekerja, rumah
pesanan sang Tuan selesai. Dan tentu saja rumah tersebut jauh dari indah
seperti yang biasa ia buat. Si tukang kayu lalu menghadap tuannya dan
mengatakan bahwa permintaan terakhir sang Tuan telah terpenuhi. Seketika,
Tukang kayu sangat kaget mendengar ucapan
tuannya,
“Selama
ini Bapak telah membuatkan banyak rumah indah untuk saya, dan sekarang….saya
ingin memberikan rumah terakhir yang baru saja dibangun sebagai ucapan terima
kasih saya untuk Bapak” demikian ujar sang Tuan yang baik hati.
Mendengar perkatanaan dari Tuan nya, si Tukang
kayu tersebut sangat menyesal sekali. Mengapa ia tidak bersungguh-sungguh
ketika membuat rumah terakhirnya? Mengapa ia tidak memilih material paling
baik, mengerjakan sepenuh hati, dan mendesain dengan indah seperti yang biasa
ia lakukan? Sesal si tukang kayu di dalam hatinya…Tapi nasi telah
menjadi uduk bubur. Rumah itu telah selesai dibangun, dan ia akan menempati
rumah terakhirnya untuk menikmati masa pensiun. Mungkin ditemani rasa
penyesalan seumur hidup.
Demikian kisah hikmah tentang situkang kayu
dan majikannya….Semoga kisah ini memberikan pelajaran kepada kita untuk Ikhlas
dalam bekerja dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan
yang diberikan agar hasil pekerjaan menjadi maksimla. Tidak peduli kapan kita
akan berhenti. Apapun tugas yang diberikan oleh atasan, dosen, guru, orangtua,
atau bahkan perintah dari Allah SWT, harus sungguh-sungguh kita kerjakan,
karena hasil dari tugas atau pekerjaan tersebut, pada hakikatnya akan kembali
untuk diri kita sendiri.
Semoga Allah
SWT menggolongkan kita menjadi orang-orang yang betul-betul dimuliakan oleh
Allah SWT, bukan Cuma didunia tapi nanti juga di akhirat.
No comments:
Post a Comment